Selasa, 10 April 2012

FILSAFAT ILMU


ILMU PENGETAHUAN DAN FILSAFAT DALAM KEHIDUPAN MANUSIA
A.    PENDAHULUAN
Suatu hari ada seorang anak sedang bermain didapur, dia bermain selayaknya seorang ibu yang sedang memasak. Anak tersebut sedang mencoba memasak air, di ambilah sebuah panci, kemudian di isinya panci tersebut dengan air, selanjutnya dinyalakan kompor dan diletakkan panci yang telah terisi air di atas kompor. Dia amati air yang sedang dimasak, tidak berlangsung lama terjadilah perubahan pada air yang di masak. Air tersebut mengalami perubahan yang di kenal dengan sebutan “mendidih”. Dalam benak dan fikiran anak tersebut bertanya-tanya dalam hatinya mengapa air yang dipanaskan bisa mendidih?
Cerita di atas hanyalah sedikit gambaran dimana anak kecil di saat sudah mampu untuk berfikir, meskipun masih sederhana cara berfikirnya, muncul rasa ingin tahu atas suatu peristiwa yang di alaminya. Peristiwa yang di alami biasanya yang dirasakan melalui alat inderanya, baik penglihatan, pendengaran, penciuman dan sebagainya. Segala suatu peristiwa yang pernah dirasakan biasa dikenal dengan sebutan pengalaman.
Kembali ke cerita di atas, bahwa seorang anak kecil bisa merasa heran atas perubahan yang di alami dalam eksperimen kecilnya, artinya secara tidak langsung anak tersebut telah masuk pintu pertama dalam berfilsafat, yaitu proses berfikir dengan rasa ingin tahu. Keadaan seperti itu memang wajar dan alamiah karena manusia memang dikarunai ajal.
Jika kita tarik lebih jauh dari cerita diatas, apabila manusia yang benar-benar menggunakan akalnya, artinya berfikir dengan mendalam maka tidak hanya akan muncul satu pertanyaan saja, melainkan akan ada beragam pertanyaan yang mengajak rasa ingin tahu semakin tinggi akan berbagai pertanyaan yang bisa di ungkapkan. Jika obyek yang di jadikan pertanyaan air, maka tidak hanya akan muncul pertanyaan mengapa air bisa mendidih?. Manusia tidak akan puas dengan hasil yang terjawab dari pertanyaan itu, tapi akan ada beragam pertanyaan lain seperti, apa saja faktor penyebabnya, bagaimana yang terjadi selanjutnya, unsur-unsur apa saja yang ada didalamnya, dan masih banyak pertanyaan lagi yang menjadikan manusia selalu ingin tahu atas obek yang di lihatnya.
Maka dalam kehidupan manusia yang semakin lama semakin berkembang, di sinilah filsafat memiliki peran yang penting untuk membuka cakrawala pengetahuan dalam kehidupan manusia, kemudian jika sudah di dapatkan hasil dari berfilsafat, maka filsafat akan selalu mencari lahan baru untuk di kerjakannya. Kemudian kita kenal hasil-hasil dari berfilsafat dengan sebutan ilmu pengetahan yang sangat beragam. Untuk itulah ilmu pengetahuan sangat erat kaitannya dengan filsafat seperti dua sisi mata uang yang saling berhubungan.
Adapun definisi dari ilmu pengetahuan dan filsafat, tujuan, hubungan, dan manfaat atas kedua istilah tersebut dalam kehidupan manusia akan penulis coba kemukakan dalam bab selanjutnya.
B.     ILMU PENGETAHUAN DAN FILSAFAT DALAM KEHIDUPAN MANUSIA
  1. Definisi Ilmu Pengetahuan dan Filsafat
Zaman dahulu orang hendak menuju suatu tempat yang jauh mambutuhkan waktu yang lama. Namun, sekarang seiring perkembangan zaman dan kemajuan ilmu pengetahuan, maka tempat yang membutuhkan beberapa hari untuk menjangkaunya bisa di temput dengan waktu yang relatif dekat, yaitu menggunakan pesawat terbang.
Kemajuan dari ilmu pengetahuan seperti sekarang ini, tidak di dapatkan dengan cepat atau begitu saja, melainkan melalui proses penelitian mendalam dan waktu dengan waktu yang tidak sedikit.
Penjelasan di atas merupakan sedikit dampak yang kita rasakan dari hasil ilmu pengetahuan. Kata ilmu pengetahuan dalam bahasa inggris adalah knowledge, dalam bahasa arab adalah bentuk masdar dari alima-‘ilman yang bearti mengerti, memahami benar-benar. Ilmu pengetahuan adalah pengetahuan yang bertujuan mencapai kebenaran ilmiah tentang obyek tertentu.[1]
Namun untuk hal ini banyak para tokoh ahli mendefinisikan ilmu pengetahuan di antaranya :[2]
a.       Mohammad Hatta
“ilmu adalah pengetahuan yang teratur tentang pekerjaan hukum kausal dalam suatu golongan masalah yang sama tabiatnya,maupun menurut kedudukannya tampak dari luar, maupun menurut hubungan dari dalam”
b.      Ralp Ross dan Ernest Van Den Hagg
“ilmu adalah yang empiris, rasional dan sistematik, dan keempatnya serentak”
c.       Harsojo, Guru Besar Antropolog di Universitas Pajajaran
“ilmu merupakan akumulasi pengetahuan yang di sistematisasikan”
Menurut Sondang P. Siagian ilmu adalah suatu objek ilmiah yang memiliki sekelompok prinsip, dalil, rumus, yang melalui percobaan sistematis dan dilakukan berulang kali, telah teruji kebenarannya; prinsip-prinsip, dalil-dalil,rumus-rumus mana dapat di ajarkan dan dipelajari.[3]
Selain itu, masih banyak lagi para tokoh ahli yang menjelaskan tetang arti ilmu pengetahuan. Dari semua pengertian tersebut ada benang merah yang dapat di ambil dari berbagai pengertian tersebut yaitu, bahwa dalam ilmu pengetahuan harus rasional, empiris dan sistematik. Ilmu pengetahuan harus rasional yaitu ilmu pengetahuan bisa diterima akal sehat, tidak bertentangan dengan logika. Empiris artinya ilmu pengetahuan harus bisa dibuktikan kebenarannya, dan sistematik artinya dalam proses kebenaran ilmu pengetahuan melalui sistem atau aturan yang berlaku.
Dalam perkembangan sejarah ilmu filsafat, antara satu ahli filsafat dengan ahli filsafat lainnya selalu berbeda seiring banyaknya ahli filsafat itu sendiri. Pengertian filsafat dapat ditinjau secara etimologi dan terminology.
Arti Secara Etimologi, kata Filsafat yang dalam bahasa Arab falsafah dan bahasa inggrisnya dikenal dengan istilah Philosophy adalah berasal dari bahasa Yunani yaitu Philosopic. Kata Philosophic terdiri dari kata Philein yang berarti cinta (Love) dan sophia yang berarti kebijaksanaan (wisdom), sehingga secara etimologi filsafat berarti cinta kebijaksanaan (love of wisdom) dalam arti yang sedalam-dalamnya.Seorang filusuf adalah pecinta atau pencari kebijaksanaan. Jadi filsafat artinya adalah cinta kebijaksan`an.[4] Cinta berarti hasrat yang berkobar-kobar atau yang sungguh-sungguh, sedangkan kebijaksanaan artinya kebenaran yang sejati atau kebenaran yang sebenarnya. Sehingga filsafat adalah hasrat atau keinginan yang sungguh-sungguh akan kebenaran sejati.
Arti secara terminology, secara terminologi, para filsuf berbeda-beda pendapat dalam memberikan definisi, sehingga dalam makalah ini penulis cukuplah memaparkan tiga definisi, sebagai berikut :[5]
a.       Menurut Plato Filsafat adalah ilmu pengetahuan yang berusaha meraih kebenaran yang asli dan murni. Plato juga mengatakan bahwa filsafat adalah penyelidikan tentang sebab-sebab dan asas yang paling akhir dari segala sesuatu yang ada.
b.      Menurut Al farabi, filsafat adalah ilmu pengetahuan tentang alam maujud dan bertujuan menyelidiki hakikat yang sebenarnya dari segala yang ada.[6]
c.       Sedangkan menurut Sidi Gazalba, filsafat adalah system kebenaran tentang segala sesuatu yang dipersoalkan sebagai hasil dari berpikir secara radikal, sistematis dan universal.
Tentunya masih banyak pendapat para ahli yang belum dicantumkan. Namun dari yang terurai di atas dapatlah ditarik suatu kesimpulan bahwa fisafat adalah ilmu pengetahuan yang menyelidiki segala sesuatu yang ada secara mendalam dengan mempergunakan akal sampai pada hakikatnya. Filsafat bukannya mempersoalkan gejala-gejala atau fenomena, tetapi yang dicari adalah hakekat dari fenomena
Setelah dipaparkan penjelasan dari ilmu pengetahuan dan filsafat, antara ilmu pengetahuan dan filsafat memiliki kesamaan. Kesamaan dari keduanya adalah :
  1. Sama-sama usaha yang sungguh-sungguh untuk mencapai kebenaran.
  2. Memiliki objek penelitian yang dikaji
  3. memiliki sistematika dan cara-cara dalam memperoleh kebenaran
Selain kesamaan, antara ilmu pengetahuan dengan filsafat juga memiliki perbedaan. Adapun perbedaan antara keduanya adalah :
  1. Sisi sudut pandang, filsafat bersifat non fragmentaris. Artinya filsafat didalam mencari pengertian dari segala sesuatu yang ada secara luas, mendalam dan mendasar. Sedangkan ilmu pengetahuan bersifat fragmentaris, spesifik dan intensif. Selain itu ilmu pengetahuan juga bersifat teknik. Artinya cara ide-ide manusia dalam mengadakan penyatuan diri dengan realita.
  2. Sisi objek material, filsafat bersifat umum (universal). Yaitu segala sesuatu yang ada (realita), sedangkan ilmu pengatahuan hanya terfokus pada disiplin bidang masing-masing secara kaku dan perkotak-kotak. Selain itu kebenaran filsafat bisa hanya dengan dari hasil pemikiran rasional saja, tetapi kalau ilmu pengetahuan selain rasional juga harus empiris.[7]
  1. Genealogi Ilmu Pengetahuan dan Filsafat
Filsafat, terutama filsafat Barat muncul di Yunani semenjak kirakira abad ke-7 SM. Filsafat muncul ketika orang-orang mulai berpikirpikir dan berdiskusi akan keadaan alam, dunia, dan lingkungan di sekitar mereka dan tidak menggantungkan diri kepada agama lagi untuk mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan ini.
Banyak yang bertanya-tanya mengapa filsafat muncul di Yunani dan tidak di daerah yang beradab lain kala itu seperti Babilonia, Yudea (Israel) atau Mesir. Jawabannya sederhana: di Yunani, tidak seperti di daerah lain-lainnya tidak ada kasta pendeta sehingga secara intelektual orang lebih bebas.
Orang Yunani pertama yang bisa diberi gelar filosof ialah Thales dari Mileta, sekarang di pesisir barat Turki. Tetapi filosof-filosof Yunani yang terbesar tentu saja ialah: Socrates, Plato, dan Aristoteles. Socrates adalah guru Plato sedangkan Aristoteles adalah murid Plato. Bahkan ada yang berpendapat bahwa sejarah filsafat tidak lain hanyalah “komentar komentar karya Plato belaka”. Hal ini menunjukkan pengaruh Plato yang sangat besar pada sejarah filsafat. Menurut Cicero, penulis Romawi (106-43 SM) kata filsafat pertama kali digunakan oleh Pythagoras (497 SM), sebagai reaksi terhadap orang-orang cendekiawan pada masanya yang menamakan dirinya “ahli pengetahuan”.
Arti filsafat saat itu belum begitu jelas, kemudian pengertian filsafat itu diperjelas seperti halnya yang banyak dipakai sekarang ini oleh para kaum sophist.
Genealogi ilmu pengetahuan artinya adalah sejarah atau asal usul ilmu pengetahuan. Jika kita melihat dari berbagai definisi ilmu pengetahuan di atas, maka bisa diketahui dan dipahami bahwa pengetahuan adalah hasil tahu akan sesuatu. Pengetahuan yaitu segala perbuatan manusia di dalam memahami suatu obyek yang dihadapinya, dan yang menjadi sumbernya adalah hasil penyelidikan pengalaman dan percobaan yang kemudian di olah dengan pikiran.
Phithagoras mengatakan bahwa pengatahuan dalam arti yang lengkap tidak sesuai dengan manusia. Artinya manusia mengalami kesukaran-kesukaran dalam menemukan jawaban dari usaha mencari kebenaran, meskipun orang tersebut menghabiskan umurnya tetap belum tentu mendapatkan jawaban yang sebenarnya. Manusia sebenarnya hanya mendapatkan sebagian kecil saja dari pengetahuan, karena manusia terbatas oleh waktu. Namun proses tersebut selalu berkesinambungan pada generasi beikutnya, sehingga ilmu pengetahuan semakin lama semakin berkembang. Hal tersebut senada dengan apa yang di ungkapkan oleh Aristoteles bahwa manusia kodratnya adalah berfikir ingin tahu.[8] Selain itu manusia adalah mahluk yang berfikir dalam menarik suatu kesimpulan yang berupa pengetahuan. [9]Sehingga jika suatu ilmu pengetahuan yang berhenti pada satu titik karena mungkin meninggalnya peneliti maka generasi yang lain akan berusaha untuk penelitian yang belum terselesaikan, dan mereka akan berusaha untuk mengembangkannya.
Meskipun ilmu pengetahuan berkembang dengan pesatnya, ilmu pengetahuan adalah berasal dari filsafat. Filsafat merupakan induk dari semua ilmu pengetahuan., pengetahuan tersebut berdasarkan dari perasaan kagum dan heran., sehingga mendorong manusia untuk tahu atas obyek tersebut. Maka terjadilah proses pencarian yang sebelumnya tidak tahu menjadi tahu, disitulah filsafat memiliki peranan yang sangat penting dalam mengoptimalkan daya akal untuk membantunya mencari kebenaran.
  1. Kedudukan Ilmu Pengetahuan dalam Kehidupan Manusia
Ada seorang ilmuan dari jepang bernama Masaru Emoto yang meneliti tentang air. Ada beberapa gelas yang di isi dengan air, kemudian tiap gelas ditempelkan tulisan yang isinya memuji air dan yang lain di tulis kata-kata kotor yang menghujat air. Peneliti dalam beberapa hari selalu mengucapkan pada air sesuai dengan tulisan yang ada. Setelah waktu dirasa cukup, peneliti mengambil sampel air dari beberapa gelas tersebut kemudian dibekukan pada suhu tertentu kemudian di foto. Apa yang terjadi ? ternyata hasilnya cukup mencengangkan. Air yang setiap hari selalu di ucapkan kata-kata yang baik memiliki bentuk yang berbeda dengan air setiap hari di ucapkan kata-kata yang kotor atau dihujat setiap hari. Air yang selalu di puji ternyata memiliki bentuk kristal yang sangat indah, tetapi air yang dicemooh atau dihujat memiliki bentuk yang tidak beraturan.[10] Ternyata air benda yang tidak hidup mampu merespon apa yang bersinggungan dengannya.
Selain itu, dunia film dewasa ini juga banyak mengungkapkan atau menampilkan kemajuan dari suatu ilmu pengetahuan. Sebagai contoh Film Terminator, film tersebut menggambarkan dan mengungkapkan sang aktor yang memiliki misteri pikiran pada otaknya yang tidak memiliki rasa takut menghadapi bentuk ancaman apapun dan memiliki tubuh yang kuat dan keahlian yang luar biasa.[11]
Kisah di atas memberikan penjelasan bahwa ilmu pengetahuan pada saat ini telah berkembang dengan pesat pada setiap bidangnya, ilmu pengetahuan telah merubah suatu tatanan masryarakat pada suatu daerah. Bahkan suatu negara dikatakan sebagai negara yang maju jika memiliki ilmu pengetahuan yang maju pula. Kedudukan ilmu pengetahuan dalam kehidupan manusia dapat dijelaskan dalam tiga hal :
a.       Ilmu sebagai proses (kegiatan penelitian)
Ilmu sebagai proses artinya kegiatan penelitian dilakukan demi penemuan dan pemahaman dunia alami sebagaimana mestinya, bukan atas kehendak diri sendiri.
b.      Ilmu sebagai prosedur ( metode ilmiah)
Ilmu sebagai prosedur artinya berbagai langkah yang dilakukan dalam suatu proses penelitian harus melalui prosedur tertentu, yakni serangkaian cara yang tertib yang mewujudkan pola tetap.pengetahuan yang ilmiah harus diproses terlebih dahulu dengan serangkaian langkah-langkahtertentu yang dilakukan dengan penuh kedisiplinan.[12]
c.       Ilmu sebagai produk (pengetahuan sistematis)
Ilmu sebagai produk artinya dari kedua hal di atas sebelumnya jika mampu berjalan dengan baik, maka ilmu akan menghasilkan sesuatu yang bisa di rasakan bersama. Hasil penelitian yang di dapat haruslah mampu diterima dan disepakati oleh orang banyak, bahkan tidak menutup kemungkinan hasil penelitian di uji atau di teliti kembali.
Hasil yang di dapat dari semua uraian di atas, yaitu bahwa pengetahuan pada dasarnya adalah keseluruhan keterangan yang terkandung dalam pernyataan-pernyataan yang dibuat mengenai sesuatu gejala peristiwa, baik yang bersifat alamiah sosial maupun yang lain. Pengetahuan menunjuk pada isi atau fakta substansi yang terkandung dalam ilmu tersebut.
  1. Tujuan Ilmu Pengetahuan dan Filsafat dalam Kehidupan Manusia
S. Takdir Alisyahbana menulis dalam bukunya, bahwa filsafat itu memberikan ketenangan pikiran dan kemantapan hati, sekalipun menghadapi maut, karena tujuannya satu yaitu untuk kebenaran. Jika untuk masalah kebenaran yang sesungguhnya hati tidak bisa dibohongi, hati jika mengalami suatu ketidak adilan maka akan memberontak dan melawan. Bentuk perlawanan bisa sampai pada tindakan, sehingga jika betentangan dengan penguasa saat itu, bisa diperlakuakan bermacam-macam bagi yang menentang, bahkan dia rela di bunuh jika menyangkut suatu kebenaran.
Menurut Mario Bronowski, bahwa tujuan ilmu adalah menemukan apa yang benar mengenai dunia ini. Aktifitas ilmu di arahkan untuk mencari kebenaran, dan ini dinilai dengan ukuran apakah benar terhadap fakta-fakta.[13] Jika melihat beberapa kutipan tersebut, maka ilmu pengetahuan mengarah pada berbagai tujuan yag ingin dicapai atau dilaksanakan dapat di rinci yaitu : pengetahuan, kebenaan, pemahaman, penjelasan, peramalan, pengendalian dan penerapan.
Ilmu dikembangkan oleh para ilmuwan untuk mencapai kebenaran atau memeperoleh pengetahuan. Dari kedua hal itu, diharapkan dapat pula mendatangkan pemahaman kepada manusia mengenai alam semestanya, dunia sekelilingnya, atau sekarang bahkan juga mengenai masyarakat lingkungannya dan dirinya sendiri. Akhirnya ilmu akan diarahkan pada tujuan penerapan yaitu untuk membuat aneka ragam sarana yang akan membantu manusia mengendalikan alam atau mencapai tujuan praktis apapun. Dengan demikian ilmu tidak mengarah pada tujuan tunggal yang terbatas melainkan pada macam-macam tujuan yang tampaknya dapat berkembang terus sejalan dengan pemikiran para ilmuwan.
Filsafat adalah cinta kebijaksanaan, dlam cinta dibutuhkan kesetiaan dan kerendahan hati. Pemahaman yang di dapat dalam filsafat adalah bukan sekedar pemahaman yang dangkal atau sempit, melainkan pemahaman yang dihasilkan adalah pemahaman yang mendalam dan utuh. Selain setia danrendah hati, dalam filsafat juga menekankan kejujuran. Sebagaimana ungkapan menarik dari Plato “saya tentu saja cinta dengan Socrates, dia bahkan guru saya. Akan tetapi, saya jauh lebih cinta pada kebenaran.[14]
Filsafat juga mempunyai tujuan yang sama yaitu dalam mencari suatu kebenaran dan memberikan manfaat bagi manusia di antaranya :[15]
a.       Melatih diri untuk berfikir kritis dan runtut serta menyusun hasil pikiran tersebut secara sistematis.
b.      Menambah pandangan dan cakrawala yang lebih luas agar tidak berfikir dan bersikap sempit dan tertutup.
c.       Melatih diri melakukan penelitian, pengkajian, dan memutuskan atau mengambil kesimpulan mengenai sesuatu hal secara mendalam dan komperhensif.
d.      Menjadikan diri berfilsafat dinamis dan terbuka dalam menghadapi berbagai problem.
Dengan demikian maka antara ilmu dan pengetuhan dan filsafat mempunya hubungan yang sangat erat dalam kaitan tujuan dan manfaatnya dalam kehidupan manusia.
C.    KESIMPULAN
Setelah kita membaca berbagai penjelasan dan keterangan tentang ilmu pengetahuan da filsafat,muali dari definisi, genealogi, kedudukan, dan tujuan dari ilmu pengetahuan dalam hubungannya dengan kehidupan manusia menunjukkan bahwa manusia memiliki keistimewaan yang sangat agung yang dikaruniakan oleh tuhan yaitu manusia mampu untuk berfilsafat.
Berfilsafat merupakan sarana dalam merubah manusia dari zaman kd zaman, berfilsafat menghasilkan berbagai mahakarya yang bermanfaat bagi kehidupan manusia dari segala segi dan aspek. Karena dengan berfilsafatlah telah ditemukan berbagai disiplin ilmu pengetahuan yang berkembang semakin pesat saat ini.
Posisi ilmu pengetahuan dalam kehidupan manusia adalah :
  1. Ilmu sebagai proses (aktifitas penelitian)
  2. Ilmu sebagai prosedur (metode ilmiah)
  3. Ilmu sebagai produk (pengetahuan sistematis)
Hasil akhir dari ilmu pengetahuan adalah memberikan manfaat sebesar kepada manusia untuk mengatur alam yang di tempatinya, demi kelangsungan kehidupan generasi selanjutnya yang lebih baik. Namun yang menjadi masalah saat ini masih banyak manusia yang telah menyelewengkan fitrah dari ilmu pengetahuan, sudah melenceng dari tujuan ilmu pengetahuan, dengean keberadaa mereka justru merusak keseimbangan alam saat. Sekarang kita sebagai manusia yang berilmu mempunyai tanggung jawab yang besar untuk mengembalikan fitrah dari filsafat dan ilmu pengetahuan untuk memakmurkan dan mensejahterakan kehidupan menjadi lebih baik.





DAFTAR PUSTAKA

Soetriono, Rita Hanafie Filsafat Ilmu dan Metodologi Penelitian, Yogyakarta: CV Andi Offset, 2007
Syafiie, Inu Kencana, Pengantar Filsafat, Bandung: PT Refika Aditama, 2007
Magin, Franz -Suseno, Filsafat Sebagai Ilmu Kritis, Yogyakarta: Kanisius, 1992
Mustofa, H. A., Filsafat Islam, Bandung : CV Pustaka Setia, 2004
Tafsir, Ahmad, Filsafat Ilmu mengurai ontologi, epistimologi dan aksiologi, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2004
Suriasumantri, Jujun S., Filsafat Ilmu sebuah pengantar popular, Jakarta : Pustaka Harapan, 1996
Emoto, Masaru, Mukjizat Air,Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2007
Rowlands, Mark, Menikmati Filsafat melalui film sciene-fiction (Bandung : Mizan, 2004
Ghandi HW, Teguh Wangsa, Filsafat Pendidikan, (yogyakarta : Ar Ruzz Media, 2011)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar