ILMU PENGETAHUAN DAN FILSAFAT DALAM KEHIDUPAN MANUSIA
A. PENDAHULUAN
Suatu hari
ada seorang anak sedang bermain didapur, dia bermain selayaknya seorang ibu
yang sedang memasak. Anak tersebut sedang mencoba memasak air, di ambilah
sebuah panci, kemudian di isinya panci tersebut dengan air, selanjutnya
dinyalakan kompor dan diletakkan panci yang telah terisi air di atas kompor. Dia amati air yang sedang dimasak, tidak
berlangsung lama terjadilah perubahan pada air yang di masak. Air tersebut
mengalami perubahan yang di kenal dengan sebutan “mendidih”. Dalam benak dan
fikiran anak tersebut bertanya-tanya dalam hatinya mengapa air yang dipanaskan
bisa mendidih?
Cerita di
atas hanyalah sedikit gambaran dimana anak kecil di saat sudah mampu untuk
berfikir, meskipun masih sederhana cara berfikirnya, muncul rasa ingin tahu
atas suatu peristiwa yang di alaminya. Peristiwa yang di alami biasanya yang
dirasakan melalui alat inderanya, baik penglihatan, pendengaran, penciuman dan
sebagainya. Segala suatu peristiwa yang pernah dirasakan biasa dikenal dengan
sebutan pengalaman.
Kembali ke
cerita di atas, bahwa seorang anak kecil bisa merasa heran atas perubahan yang
di alami dalam eksperimen kecilnya, artinya secara tidak langsung anak tersebut
telah masuk pintu pertama dalam berfilsafat, yaitu proses berfikir dengan rasa
ingin tahu. Keadaan seperti itu memang wajar dan alamiah karena manusia memang
dikarunai ajal.
Jika kita
tarik lebih jauh dari cerita diatas, apabila manusia yang benar-benar
menggunakan akalnya, artinya berfikir dengan mendalam maka tidak hanya akan
muncul satu pertanyaan saja, melainkan akan ada beragam pertanyaan yang
mengajak rasa ingin tahu semakin tinggi akan berbagai pertanyaan yang bisa di
ungkapkan. Jika obyek yang di jadikan pertanyaan air, maka tidak hanya akan
muncul pertanyaan mengapa air bisa mendidih?. Manusia tidak akan puas dengan hasil
yang terjawab dari pertanyaan itu, tapi akan ada beragam pertanyaan lain
seperti, apa saja faktor penyebabnya, bagaimana yang terjadi selanjutnya,
unsur-unsur apa saja yang ada didalamnya, dan masih banyak pertanyaan lagi yang
menjadikan manusia selalu ingin tahu atas obek yang di lihatnya.
Maka dalam
kehidupan manusia yang semakin lama semakin berkembang, di sinilah filsafat
memiliki peran yang penting untuk membuka cakrawala pengetahuan dalam kehidupan
manusia, kemudian jika sudah di dapatkan hasil dari berfilsafat, maka filsafat
akan selalu mencari lahan baru untuk di kerjakannya. Kemudian kita kenal
hasil-hasil dari berfilsafat dengan sebutan ilmu pengetahan yang sangat
beragam. Untuk itulah ilmu pengetahuan sangat erat kaitannya dengan filsafat
seperti dua sisi mata uang yang saling berhubungan.
Adapun
definisi dari ilmu pengetahuan dan filsafat, tujuan, hubungan, dan manfaat atas
kedua istilah tersebut dalam kehidupan manusia akan penulis coba kemukakan
dalam bab selanjutnya.
B. ILMU PENGETAHUAN
DAN FILSAFAT DALAM KEHIDUPAN MANUSIA
- Definisi Ilmu Pengetahuan dan Filsafat
Zaman dahulu orang hendak menuju suatu tempat yang
jauh mambutuhkan waktu yang lama. Namun, sekarang seiring perkembangan zaman
dan kemajuan ilmu pengetahuan, maka tempat yang membutuhkan beberapa hari untuk
menjangkaunya bisa di temput dengan waktu yang relatif dekat, yaitu menggunakan
pesawat terbang.
Kemajuan dari ilmu pengetahuan seperti sekarang ini,
tidak di dapatkan dengan cepat atau begitu saja, melainkan melalui proses
penelitian mendalam dan waktu dengan waktu yang tidak sedikit.
Penjelasan di atas merupakan sedikit dampak yang kita
rasakan dari hasil ilmu pengetahuan. Kata ilmu pengetahuan dalam bahasa inggris
adalah knowledge, dalam bahasa arab adalah bentuk masdar dari alima-‘ilman
yang bearti mengerti, memahami benar-benar. Ilmu pengetahuan adalah pengetahuan
yang bertujuan mencapai kebenaran ilmiah tentang obyek tertentu.[1]
Namun untuk hal ini banyak para tokoh ahli
mendefinisikan ilmu pengetahuan di antaranya :[2]
a.
Mohammad Hatta
“ilmu adalah pengetahuan yang teratur tentang pekerjaan hukum kausal
dalam suatu golongan masalah yang sama tabiatnya,maupun menurut kedudukannya
tampak dari luar, maupun menurut hubungan dari dalam”
b. Ralp Ross dan Ernest
Van Den Hagg
“ilmu adalah yang empiris, rasional dan sistematik, dan keempatnya
serentak”
c.
Harsojo, Guru Besar Antropolog di
Universitas Pajajaran
“ilmu merupakan akumulasi
pengetahuan yang di sistematisasikan”
Menurut
Sondang P. Siagian ilmu adalah suatu objek ilmiah yang memiliki sekelompok
prinsip, dalil, rumus, yang melalui percobaan sistematis dan dilakukan berulang
kali, telah teruji kebenarannya; prinsip-prinsip, dalil-dalil,rumus-rumus mana
dapat di ajarkan dan dipelajari.[3]
Selain itu,
masih banyak lagi para tokoh ahli yang menjelaskan tetang arti ilmu
pengetahuan. Dari semua pengertian tersebut ada benang merah yang dapat di
ambil dari berbagai pengertian tersebut yaitu, bahwa dalam ilmu pengetahuan
harus rasional, empiris dan sistematik. Ilmu pengetahuan harus rasional yaitu ilmu pengetahuan bisa diterima akal
sehat, tidak bertentangan dengan logika. Empiris artinya ilmu pengetahuan harus
bisa dibuktikan kebenarannya, dan sistematik artinya dalam proses kebenaran
ilmu pengetahuan melalui sistem atau aturan yang berlaku.
Dalam
perkembangan sejarah ilmu filsafat, antara satu ahli filsafat dengan ahli
filsafat lainnya selalu berbeda seiring banyaknya ahli filsafat itu sendiri. Pengertian
filsafat dapat ditinjau secara etimologi dan terminology.
Arti Secara
Etimologi, kata Filsafat yang dalam bahasa Arab falsafah dan bahasa inggrisnya
dikenal dengan istilah Philosophy adalah berasal dari bahasa Yunani
yaitu Philosopic. Kata Philosophic terdiri dari kata Philein
yang berarti cinta (Love) dan sophia yang berarti kebijaksanaan (wisdom),
sehingga secara etimologi filsafat berarti cinta kebijaksanaan (love of
wisdom) dalam arti yang sedalam-dalamnya.Seorang filusuf adalah pecinta
atau pencari kebijaksanaan. Jadi filsafat artinya adalah cinta kebijaksan`an.[4] Cinta berarti hasrat yang berkobar-kobar
atau yang sungguh-sungguh, sedangkan kebijaksanaan artinya kebenaran yang
sejati atau kebenaran yang sebenarnya. Sehingga filsafat adalah hasrat atau
keinginan yang sungguh-sungguh akan kebenaran sejati.
Arti secara
terminology, secara terminologi, para filsuf berbeda-beda pendapat dalam
memberikan definisi, sehingga dalam makalah ini penulis cukuplah memaparkan
tiga definisi, sebagai berikut :[5]
a. Menurut Plato
Filsafat adalah ilmu pengetahuan yang berusaha meraih kebenaran yang asli dan
murni. Plato juga mengatakan bahwa filsafat adalah penyelidikan tentang
sebab-sebab dan asas yang paling akhir dari segala sesuatu yang ada.
b. Menurut Al farabi, filsafat
adalah ilmu pengetahuan tentang alam maujud dan bertujuan menyelidiki hakikat
yang sebenarnya dari segala yang ada.[6]
c. Sedangkan menurut
Sidi Gazalba, filsafat adalah system kebenaran tentang segala sesuatu yang
dipersoalkan sebagai hasil dari berpikir secara radikal, sistematis dan
universal.
Tentunya
masih banyak pendapat para ahli yang belum dicantumkan. Namun dari yang terurai
di atas dapatlah ditarik suatu kesimpulan bahwa fisafat adalah ilmu pengetahuan
yang menyelidiki segala sesuatu yang ada secara mendalam dengan mempergunakan
akal sampai pada hakikatnya. Filsafat bukannya mempersoalkan gejala-gejala atau
fenomena, tetapi yang dicari adalah hakekat dari fenomena
Setelah
dipaparkan penjelasan dari ilmu pengetahuan dan filsafat, antara ilmu
pengetahuan dan filsafat memiliki kesamaan. Kesamaan dari keduanya
adalah :
- Sama-sama usaha yang sungguh-sungguh untuk mencapai kebenaran.
- Memiliki objek penelitian yang dikaji
- memiliki sistematika dan cara-cara dalam memperoleh kebenaran
Selain
kesamaan, antara ilmu pengetahuan dengan filsafat juga memiliki perbedaan. Adapun
perbedaan antara keduanya adalah :
- Sisi sudut pandang, filsafat bersifat non fragmentaris. Artinya filsafat didalam mencari pengertian dari segala sesuatu yang ada secara luas, mendalam dan mendasar. Sedangkan ilmu pengetahuan bersifat fragmentaris, spesifik dan intensif. Selain itu ilmu pengetahuan juga bersifat teknik. Artinya cara ide-ide manusia dalam mengadakan penyatuan diri dengan realita.
- Sisi objek material, filsafat bersifat umum (universal). Yaitu segala sesuatu yang ada (realita), sedangkan ilmu pengatahuan hanya terfokus pada disiplin bidang masing-masing secara kaku dan perkotak-kotak. Selain itu kebenaran filsafat bisa hanya dengan dari hasil pemikiran rasional saja, tetapi kalau ilmu pengetahuan selain rasional juga harus empiris.[7]
- Genealogi Ilmu Pengetahuan dan Filsafat
Filsafat, terutama filsafat Barat muncul di Yunani
semenjak kirakira abad ke-7 SM. Filsafat muncul ketika orang-orang mulai
berpikirpikir dan berdiskusi akan keadaan alam, dunia, dan lingkungan di sekitar
mereka dan tidak menggantungkan diri kepada agama lagi untuk mencari jawaban
atas pertanyaan-pertanyaan ini.
Banyak yang bertanya-tanya mengapa filsafat muncul di
Yunani dan tidak di daerah yang beradab lain kala itu seperti Babilonia, Yudea
(Israel) atau Mesir. Jawabannya sederhana: di Yunani, tidak seperti di daerah
lain-lainnya tidak ada kasta pendeta sehingga secara intelektual orang lebih
bebas.
Orang Yunani pertama yang bisa diberi gelar filosof
ialah Thales dari Mileta, sekarang di pesisir barat Turki. Tetapi filosof-filosof Yunani yang terbesar
tentu saja ialah: Socrates, Plato, dan Aristoteles. Socrates adalah guru Plato
sedangkan Aristoteles adalah murid Plato. Bahkan ada yang berpendapat bahwa
sejarah filsafat tidak lain hanyalah “komentar komentar karya Plato belaka”. Hal ini menunjukkan pengaruh Plato yang
sangat besar pada sejarah filsafat. Menurut Cicero, penulis Romawi (106-43 SM)
kata filsafat pertama kali digunakan oleh Pythagoras (497 SM), sebagai reaksi
terhadap orang-orang cendekiawan pada masanya yang menamakan dirinya “ahli
pengetahuan”.
Arti filsafat saat itu belum begitu jelas, kemudian pengertian filsafat itu diperjelas seperti halnya yang banyak dipakai sekarang ini oleh para kaum sophist.
Arti filsafat saat itu belum begitu jelas, kemudian pengertian filsafat itu diperjelas seperti halnya yang banyak dipakai sekarang ini oleh para kaum sophist.
Genealogi
ilmu pengetahuan artinya adalah sejarah atau asal usul ilmu pengetahuan. Jika
kita melihat dari berbagai definisi ilmu pengetahuan di atas, maka bisa
diketahui dan dipahami bahwa pengetahuan adalah hasil tahu akan sesuatu.
Pengetahuan yaitu segala perbuatan manusia di dalam memahami suatu obyek yang
dihadapinya, dan yang menjadi sumbernya adalah hasil penyelidikan pengalaman
dan percobaan yang kemudian di olah dengan pikiran.
Phithagoras mengatakan bahwa pengatahuan dalam arti
yang lengkap tidak sesuai dengan manusia. Artinya manusia mengalami
kesukaran-kesukaran dalam menemukan jawaban dari usaha mencari kebenaran,
meskipun orang tersebut menghabiskan umurnya tetap belum tentu mendapatkan
jawaban yang sebenarnya. Manusia sebenarnya hanya mendapatkan sebagian kecil
saja dari pengetahuan, karena manusia terbatas oleh waktu. Namun proses
tersebut selalu berkesinambungan pada generasi beikutnya, sehingga ilmu
pengetahuan semakin lama semakin berkembang. Hal tersebut senada dengan apa
yang di ungkapkan oleh Aristoteles bahwa manusia kodratnya adalah
berfikir ingin tahu.[8] Selain itu manusia adalah mahluk yang
berfikir dalam menarik suatu kesimpulan yang berupa pengetahuan. [9]Sehingga
jika suatu ilmu pengetahuan yang berhenti pada satu titik karena mungkin
meninggalnya peneliti maka generasi yang lain akan berusaha untuk penelitian
yang belum terselesaikan, dan mereka akan berusaha untuk mengembangkannya.
Meskipun ilmu pengetahuan berkembang dengan pesatnya,
ilmu pengetahuan adalah berasal dari filsafat. Filsafat merupakan induk dari
semua ilmu pengetahuan., pengetahuan tersebut berdasarkan dari perasaan kagum
dan heran., sehingga mendorong manusia untuk tahu atas obyek tersebut. Maka
terjadilah proses pencarian yang sebelumnya tidak tahu menjadi tahu, disitulah
filsafat memiliki peranan yang sangat penting dalam mengoptimalkan daya akal
untuk membantunya mencari kebenaran.
- Kedudukan Ilmu Pengetahuan dalam Kehidupan Manusia
Ada seorang
ilmuan dari jepang bernama Masaru Emoto yang meneliti tentang air. Ada
beberapa gelas yang di isi dengan air, kemudian tiap gelas ditempelkan tulisan
yang isinya memuji air dan yang lain di tulis kata-kata kotor yang menghujat
air. Peneliti dalam beberapa hari selalu mengucapkan pada air sesuai dengan
tulisan yang ada. Setelah waktu dirasa cukup, peneliti mengambil sampel air
dari beberapa gelas tersebut kemudian dibekukan pada suhu tertentu kemudian di
foto. Apa yang terjadi ? ternyata hasilnya cukup mencengangkan. Air yang setiap
hari selalu di ucapkan kata-kata yang baik memiliki bentuk yang berbeda dengan
air setiap hari di ucapkan kata-kata yang kotor atau dihujat setiap hari. Air
yang selalu di puji ternyata memiliki bentuk kristal yang sangat indah, tetapi
air yang dicemooh atau dihujat memiliki bentuk yang tidak beraturan.[10] Ternyata air benda yang tidak hidup mampu
merespon apa yang bersinggungan dengannya.
Selain itu,
dunia film dewasa ini juga banyak mengungkapkan atau menampilkan kemajuan dari
suatu ilmu pengetahuan. Sebagai contoh Film Terminator, film tersebut
menggambarkan dan mengungkapkan sang aktor yang memiliki misteri pikiran pada
otaknya yang tidak memiliki rasa takut menghadapi bentuk ancaman apapun dan
memiliki tubuh yang kuat dan keahlian yang luar biasa.[11]
Kisah di
atas memberikan penjelasan bahwa ilmu pengetahuan pada saat ini telah
berkembang dengan pesat pada setiap bidangnya, ilmu pengetahuan telah merubah
suatu tatanan masryarakat pada suatu daerah. Bahkan suatu negara dikatakan sebagai
negara yang maju jika memiliki ilmu pengetahuan yang maju pula. Kedudukan ilmu
pengetahuan dalam kehidupan manusia dapat dijelaskan dalam tiga hal :
a. Ilmu sebagai proses
(kegiatan penelitian)
Ilmu sebagai proses artinya
kegiatan penelitian dilakukan demi penemuan dan pemahaman dunia alami
sebagaimana mestinya, bukan atas kehendak diri sendiri.
b.
Ilmu sebagai prosedur ( metode
ilmiah)
Ilmu sebagai prosedur artinya berbagai langkah yang dilakukan dalam suatu
proses penelitian harus melalui prosedur tertentu, yakni serangkaian cara yang
tertib yang mewujudkan pola tetap.pengetahuan yang ilmiah harus diproses
terlebih dahulu dengan serangkaian langkah-langkahtertentu yang dilakukan
dengan penuh kedisiplinan.[12]
c. Ilmu sebagai produk
(pengetahuan sistematis)
Ilmu sebagai produk artinya
dari kedua hal di atas sebelumnya jika mampu berjalan dengan baik, maka ilmu
akan menghasilkan sesuatu yang bisa di rasakan bersama. Hasil penelitian yang
di dapat haruslah mampu diterima dan disepakati oleh orang banyak, bahkan tidak
menutup kemungkinan hasil penelitian di uji atau di teliti kembali.
Hasil yang
di dapat dari semua uraian di atas, yaitu bahwa pengetahuan pada dasarnya
adalah keseluruhan keterangan yang terkandung dalam pernyataan-pernyataan yang
dibuat mengenai sesuatu gejala peristiwa, baik yang bersifat alamiah sosial
maupun yang lain. Pengetahuan menunjuk pada isi atau fakta substansi yang
terkandung dalam ilmu tersebut.
- Tujuan Ilmu Pengetahuan dan Filsafat dalam Kehidupan Manusia
S. Takdir Alisyahbana menulis dalam bukunya, bahwa
filsafat itu memberikan ketenangan pikiran dan kemantapan hati, sekalipun
menghadapi maut, karena tujuannya satu yaitu untuk kebenaran. Jika untuk
masalah kebenaran yang sesungguhnya hati tidak bisa dibohongi, hati jika
mengalami suatu ketidak adilan maka akan memberontak dan melawan. Bentuk
perlawanan bisa sampai pada tindakan, sehingga jika betentangan dengan penguasa
saat itu, bisa diperlakuakan bermacam-macam bagi yang menentang, bahkan dia
rela di bunuh jika menyangkut suatu kebenaran.
Menurut Mario Bronowski, bahwa tujuan ilmu adalah
menemukan apa yang benar mengenai dunia ini. Aktifitas ilmu di arahkan untuk
mencari kebenaran, dan ini dinilai dengan ukuran apakah benar terhadap
fakta-fakta.[13]
Jika melihat beberapa kutipan tersebut, maka ilmu pengetahuan mengarah pada
berbagai tujuan yag ingin dicapai atau dilaksanakan dapat di rinci yaitu :
pengetahuan, kebenaan, pemahaman, penjelasan, peramalan, pengendalian dan
penerapan.
Ilmu dikembangkan oleh para ilmuwan untuk mencapai
kebenaran atau memeperoleh pengetahuan. Dari kedua hal itu, diharapkan dapat
pula mendatangkan pemahaman kepada manusia mengenai alam semestanya, dunia
sekelilingnya, atau sekarang bahkan juga mengenai masyarakat lingkungannya dan
dirinya sendiri. Akhirnya ilmu akan diarahkan pada tujuan penerapan yaitu untuk
membuat aneka ragam sarana yang akan membantu manusia mengendalikan alam atau
mencapai tujuan praktis apapun. Dengan demikian ilmu tidak mengarah pada tujuan
tunggal yang terbatas melainkan pada macam-macam tujuan yang tampaknya dapat
berkembang terus sejalan dengan pemikiran para ilmuwan.
Filsafat adalah cinta kebijaksanaan, dlam cinta
dibutuhkan kesetiaan dan kerendahan hati. Pemahaman yang di dapat dalam
filsafat adalah bukan sekedar pemahaman yang dangkal atau sempit, melainkan
pemahaman yang dihasilkan adalah pemahaman yang mendalam dan utuh. Selain setia
danrendah hati, dalam filsafat juga menekankan kejujuran. Sebagaimana ungkapan
menarik dari Plato “saya tentu saja cinta dengan Socrates, dia bahkan guru
saya. Akan tetapi, saya jauh lebih cinta pada kebenaran.[14]
Filsafat juga mempunyai tujuan yang sama yaitu dalam
mencari suatu kebenaran dan memberikan manfaat bagi manusia di antaranya :[15]
a.
Melatih diri untuk berfikir kritis
dan runtut serta menyusun hasil pikiran tersebut secara sistematis.
b.
Menambah pandangan dan cakrawala
yang lebih luas agar tidak berfikir dan bersikap sempit dan tertutup.
c.
Melatih diri melakukan penelitian,
pengkajian, dan memutuskan atau mengambil kesimpulan mengenai sesuatu hal
secara mendalam dan komperhensif.
d. Menjadikan diri
berfilsafat dinamis dan terbuka dalam menghadapi berbagai problem.
Dengan
demikian maka antara ilmu dan pengetuhan dan filsafat mempunya hubungan yang
sangat erat dalam kaitan tujuan dan manfaatnya dalam kehidupan manusia.
C.
KESIMPULAN
Setelah kita membaca berbagai penjelasan dan
keterangan tentang ilmu pengetahuan da filsafat,muali dari definisi, genealogi,
kedudukan, dan tujuan dari ilmu pengetahuan dalam hubungannya dengan kehidupan
manusia menunjukkan bahwa manusia memiliki keistimewaan yang sangat agung yang
dikaruniakan oleh tuhan yaitu manusia mampu untuk berfilsafat.
Berfilsafat merupakan sarana dalam merubah manusia
dari zaman kd zaman, berfilsafat menghasilkan berbagai mahakarya yang
bermanfaat bagi kehidupan manusia dari segala segi dan aspek. Karena dengan
berfilsafatlah telah ditemukan berbagai disiplin ilmu pengetahuan yang
berkembang semakin pesat saat ini.
Posisi ilmu
pengetahuan dalam kehidupan manusia adalah :
- Ilmu sebagai proses (aktifitas penelitian)
- Ilmu sebagai prosedur (metode ilmiah)
- Ilmu sebagai produk (pengetahuan sistematis)
Hasil akhir
dari ilmu pengetahuan adalah memberikan manfaat sebesar kepada manusia untuk
mengatur alam yang di tempatinya, demi kelangsungan kehidupan generasi
selanjutnya yang lebih baik. Namun yang menjadi masalah saat ini masih banyak
manusia yang telah menyelewengkan fitrah dari ilmu pengetahuan, sudah melenceng
dari tujuan ilmu pengetahuan, dengean keberadaa mereka justru merusak
keseimbangan alam saat. Sekarang kita sebagai manusia yang berilmu mempunyai
tanggung jawab yang besar untuk mengembalikan fitrah dari filsafat dan ilmu
pengetahuan untuk memakmurkan dan mensejahterakan kehidupan menjadi lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA
Soetriono, Rita Hanafie Filsafat
Ilmu dan Metodologi Penelitian, Yogyakarta: CV Andi Offset, 2007
Syafiie, Inu Kencana, Pengantar Filsafat, Bandung: PT Refika
Aditama, 2007
Magin, Franz -Suseno, Filsafat Sebagai Ilmu Kritis, Yogyakarta:
Kanisius, 1992
Mustofa, H. A., Filsafat Islam, Bandung : CV Pustaka Setia, 2004
Tafsir, Ahmad, Filsafat Ilmu
mengurai ontologi, epistimologi dan aksiologi, Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2004
Suriasumantri, Jujun S., Filsafat
Ilmu sebuah pengantar popular, Jakarta : Pustaka Harapan, 1996
Emoto, Masaru, Mukjizat Air,Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2007
Rowlands, Mark, Menikmati
Filsafat melalui film sciene-fiction (Bandung : Mizan, 2004
Ghandi HW, Teguh Wangsa, Filsafat
Pendidikan, (yogyakarta : Ar Ruzz Media, 2011)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar