KREATIFITAS MURIDKU, MENJADI SEMANGAT KREATIF
MENGAJARKU.
Oleh. Muh.
Roghibi, S. Pd. I
Sebagaimana
program-program sebelumnya setiap awal semester atau awal tahun pelajaran pada
saat pertama kali bertemu dengan siswa saya selalu terlebih dahulu membuat
kesepakatan dengan siswa atas program-program yang akan dijalani bersama
kedepan, salah satu kesepakatan bersama adalah dilarang melakukan
tindakan-tindakan yang bisa menganggu proses pembelajaran, seperti berbuat
gaduh, bercanda dengan teman dan melakukan aktifitas sendiri yang bisa
mengganggu kosentrasi dalam belajar.
Dalam kelas tersebut, saya
memiliki murid bernama luqman yang memiliki hobi menggambar. Karena sangking
hobinya menggambar pada saat proses pembelajaran, hobinya tetap saja
dilakukakan padahal. Sudah menjadi aturan dikelas bahwa pada saat proses
pembelajaran sudah menjadi kesepakatan bersama tidak diperkenankan untuk
melakukan aktifitas yang bisa mengganggu konsentrasi belajar. Tapi kesepakatan
tersebut sepertinya tidak belaku untuk Luqman. Luqman setiap pembelajaran
dengan asyiknya tanpa serius memperhatikan pelajaran, dia menggambar pada
sebuah buku yang selalu dibawanya pada jam pelajaran. Saya sebagai guru sudah
beberapa kali memperingatkan agar kebiasaan tersebut jangan dilakukan pada saat
pelajaran sedang berlangsung. Dengan terlebih dahulu menyampaikan bawa hobinya
itu baik dan perlu dikembangkan, namun
alangkah baiknya jika dilakukan bukan di saat pelajaran berlangsung, sekaligus
menjelaskan agar semua siswa mampu mengatur waktunya. Namun entah karena sudah
terbiasa dengan peringatan atau karena bosan dengan nasehat saya, dia tidak menggubris sama sekali apa
yang saya katakan seperti angin lalu.
Ditengah-tengah
pelajaran, dalam hati saya sudah merencanakan sesuatu, jika sampai Luqman masih
saja melakukan hobinya tersebut dlsaat pelajaran berlangsung, maka tanpa saya
memperingatkan kembali kepadanya, saya berencana akan langsung menindak dengan
tegas dengan merebut buku yang digunakan untuk menggambar sebagai pelajaran dan
peringatan untuk dirinya. Ternyata hal tersebut benar terjadi, disaat saya
menjelaskan materi pelajaran Luqman yang duduk di baris kedua mulai
mengeluarkan buku yang di bawa sebelumnya, saya melihat hal tersebut, namun
saya pura-pura tidak tahu kalau saya memperhatikan dia, selang beebrapa menit
dia mulai memainkan pensil diatas ketasnya sebagai bukti bahwa dia sedang
menggambar. Tanpa banyak bicara, saya dekati dia namun dia tidak menyadarinya
karena terlalu asyik dengan kegiatannya sendiri.
Di saat saya mendekati,
teman disampinganya spontanitas memberi tahu bahwa ada ustad yang menuju pada Luqman.
Dengan kagetnya Luqman mencoba untuk menyembunyikan buku yang dibawanya. Namun
waktu untuk itu terlambat saya sudah berada di dekatnya, dengan cepat bagai
kilat saya rebut buku yang ada di tanganya. Namun dengan sekuat tenaga pula dia
berontak dan memegang erat bukunya sebagai usaha agar bukunya jangan sampai
berpidah tangan di gurunya.
Akhirnya diantara kita
terjadi adu kekuatan, atau bisa dikatakan telah terjadi pertempuran yang sangat
sengit di antara kita, saya dengan sekuat tenaga menarik buku yang ada ditangan
Luqman, namun dengan kedua tangannya pula Luqman sekuat tenaga mencoba menyelamatkan
bukunya. Terjadi aksi tarik menarik diantara kita, siswa semua pandangannya
menuju pada aksi di antara kita, sambil berharap-harap cemas siapakah yang
menang diantara kita pada akhirnya nanti.
Mungkin karena saya
lebih kuat atau ada sedikit ketakutan pada diri Luqman karena berani melawan
kepada gurunya, akhirnya buku yang dia bawa dapat terlepas dari tangannya. Maka
dengan sisa emosi pada diri saya, meskipun masih terkontrol sih, dengan sekuat
tenaga saya banting buku yang ada di tangan saya di lantai dengan sekeras
kerasnya. Sampai ada satu keras yang terlepas dari buku itu jika saya tidak salah
mengingatnya. Terucap dari bibir saya“kenapa kamu masih saja menggambar di saat
pelajaran berlangsung Luq!????”bentak saya
Apa yang tejadi???luqman
terdiam, sambil memandangi bukunya yang masih dilantai, kemudian saya lanjutkan
ucapan saya, “bener ndak, boleh ndak tindakan kamu ini???!!!” namun luqman
masih saya tetap diam membisu. Beberapa menit berlalu suasana kelas sangat
hening tanpa ada yang bersuara. Saya pungut buku yang berada di lantai sehabis
saya banting tadi. Kemudian dengan
beraninya dia menatap saya, sambil berkata “ustad itu adalah buku hadiah dari
papa saya”. Sebenarnya ada sedikit penyesalan dalam hati saya, karena merusak
bukunya, tapi saya tetap tidak
memperdulikannya, akhirnya dia meneteskan air mata, entah itu wujud dari
penyesalan, kesedihan, atau kemarahan.
Namun hal tersebut tidak
merubah tekad saya, saya bilang “ayo saya bawa ke ust katimin”,ucap saya “
tidak mau”jawabnya, sambil tetap matanya memandang saya. Tanpa banyak alasan.
Saya seret tangannya untuk keluar kelas. Kebetulan ada ustad Katimin lewat
depan kelas saya. Langsung saja saya panggil ust Katimin untuk membantu saya,
namun tetap saja dia berontak sambil mengucapkan tidak mau, tapi namanya ust Katimin,
ustad yang sudah menjadi orang paling disegani di SMP al Hikmah tanpa banyak
membantah diapun diam disaat ust Katimin
mendekati kami. Beliau bilang, “kenapa ini ust?”, saya jawab “ ini ust, Luqman melanggar
kesepakatan bersama dia tidak memperhatikan pelajaran, tapi malah menggambar
sendiri, di tidak terima bukunya saya rebut ust” Luqman terdiam sambil tetap
meneteskan air matanya. Ust katimin bilang, “sudah ust, biar Luqman ikut saya
saja untuk saya tangani”. Setelah itu saya kembali kekelas dan melanjutkan
pelajaran seperti biasa.
Dengan kejadian itu,
menjadikan saya berusaha untuk kreatif seperti kreatifnya sosok Luqman dalam
menggambar. Sehingga harapan saya, dengan berusaha sekreatif mungkin siswa tertarik
dan berminat mengikuti pelajaran dengan baik. Dan kita sebagai guru memang
sesekali harus tegas dan konsisten dengan peraturan yng sudah disepakati, agar
siswa terlatih untuk disiplin. Sebagi mana tindakan yang saya lakukan kepada Luqman,
menjadikan Luqman tidak mengulangi kembali hobinya menggambar di saat pelajaran
berlangsung.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar