A.
PENGERTIAN PENILAIAN PROYEK
Setelah
melihat pemaparan makalah sebelumnya tentang berbagai teknik penilaian dalam
proses pembelajaran, mulai dari penilaian tes, portofolio, selanjutnya akan
dijelaskan penilaian dalam evaluasi pembelajaran yang berbentuk proyek[1].
Jika melihat kata proyek yang pasti yang muncul dalam benak kita pada umumnya
dalah suatu kegiatan cukup besar dari sesorang atau golongan terhadap suatu
pekerjaan. Misalnya proyek pembangunan gedung-gedung besar, atau proyek negara
dalam rancangan APBN yang akan segera dilaksanakan.
Pertanyaannya
adalah jika dihubungkan dalam dunia pendidikan, lebih mengerucutnya adalah
proses pembelajaran disekolah, apakah kegiatan proyek bisa dilaksanakan oleh
guru atau siswa sebagaimana bayangan proyek yang ada dalam benak kita?. Jika
kita lihat pada buku-buku pendidikan yang terkait dengan proyek, ada yang
menjelaskan bahwa Penilaian proyek adalah kegiatan penelitian terhadap suatu
tugas tertentu yang harus diselesaikan dalam periode/ waktu tertentu.[2]
Tugas tersebut berupa investigasi sejak dari perencanaan, pengumpulan data,
pengorganisasian, pengolahan dan penyajian data. Karena objek yang dinilai
adalah siswa, maka siswa yang menjalankan suatu proyek atau tugas yang
berkaitan dengan materi pembelajaran yang di ciptakan oleh guru, kemudian hasil
dari proyek yang dijalankan oleh siswa dinilai untuk melihat sejauh mana hasil
dari proyek yang telah dilaksanakan oleh siswa tersebut.
Melihat
pemamparan diatas, maka secar garis besar penilaian proyek dalam pembelajaran
adalah memiliki dasar-dasar yang sama sebagaimana penilaian-penilaian
pembelajaran lain yang berbasis proyek, atau bisa dikatakan proyek itu sama
dengan penelitian pada objek tertentu, yaitu adanya perencanaan proyek yang
akan dilaksanakan, pengumpulan data dari proyek yang dijalankan, adanya
pengorganisasian dalam proyek yang berlangsung, serta adanya pengolahan dan
penyajian data sebagai hasil akhir dari proses proyek yang telah berlangsung
dalam rentang waktu pelaksanaan.
Selain
itu, sebagaimana pemahaman kasar kita tentang makna proyek tersebut adalah
muatan proyek yang diberikan kepada siswa sejatinya cukup besar yaitu, karena
membutuhkan pemikiran, usaha, dan waktu yang lebih bagi siswa dalam menjalankan
proyek tersebut, maka proyek yang dilaksanakan oleh siswa tidak bisa
diselesaikan dalam waktu cepat.
Dari
pengertian diatas dapat di identifikasi beberapa poin pokok dalam memahami
pengertian dari penilaian proyek yaitu : Penilaian proyek merupakan penilaian
berbasis kelas, Penilaian proyek dilakukan pada mata pelajaran tertentu, Penilaian
proyek dilakukan secara kontekstual dan komprehensif, Penilaian proyek
berorientasi pada pengembangan kompetensi siswa, Penilaian proyek menekankan
pada proses dan produk, Penilaian proyek dikerjakan selama periode waktu
tertentu.
Jadi
dapat disimpulkan bahwa penilaian proyek adalah penilaian berbasis kelas
yang dilakukan terhadap suatu tugas pada mata pelajaran tertentu dalam rangka
untuk mendapatkan informasi kemampuan dan kompetensi siswa secara komprehensif
yang harus diselesaikan dalam periode waktu tertentu. Penilaian proyek dapat
berupa, Investigasi matematik, pengaruh olahraga pada postur tubuh, praktik
investigasi fisika, air di rumah kita (multi-disiplin), perancangan tata ruang
sekolah.
Setidaknya
jika guru mampu memaksimalkan bentuk penilaian proyek kepada siswanya ada
beberapa manfaat dan kelebihan yang diperoleh.Haryati dalam bukunya Model dan
Teknik Penilaian mengungkapkan beberapa kelebihan dari jenis penilaian proyek
diantaranya;[3]
1.
Merupakan
bagian internal dari proses pembelajaran terstandar, bermuatan pedagogis, dan
bermakna bagi peserta didik.
2.
Memberi
peluang kepada peserta didik untuk mengekspresikan kompetensi yang dikuasainya
secara utuh.
3.
Lebih
efesien dan menghasilkan produk dan memiliki nilai ekonomis.
4.
Menghasilkan
nilai penguasaan kompetensi yang dapat dipertanggung jawabkan dan memiliki
kelayakan untuk disertifikasi.
Jika
dihubungkan dalam materi pendidikan agama Islam, maka dalam hal ini guru
merupakan faktor terpenting dalam berhasilnya proyek yang dilaksanakan oleh
siswa. Guru harus mempersiapkan rencana yang cukup matang dalam mempersiapkan
penilaian yang akan dilaksanakan dalam mendapatkan hasil yang maksimal.[4]Penentuan
materi yang dijadikan sebagai bahan proyek dalah merupakan hal utama yang harus
terlebih dahulu dipersiapkan dan direncanakan oleh guru terhadap berbagai
kemungkinan-kemungkinan yang terjadi selama proses proyek yang dijalankan oleh
siswa.
Materi
yang dijadikan sebagai bahan untuk dalam penilaian proyek yang dilaksanakan
oleh guru setidaknya memenuhi kriteria-kriteria prinsip dasar tes hasil
belajar, sehingga sesuai dengan tujuan akhir dari belajar yaitu kesuksesan
siswa. Adapun kriteria-kriteria dalam menentukan materi yang di jadikan sebagai
bahan proyek yang dipersiapkan oleh guru adalah : pertama, hendaknya
dapat mengukur secara jelas hasil belajar yang telah ditetapkan sesuai dengan
tujuan insruksional. Kedua, hendaknya dapat mengukur sampel yang
representatif dari asil belajar dan bahan pelajaran yang telah diajarkan. Ketiga,
mencakup bermacam-macam bentuk soal yang benar-benar cocok untuk mengukur hasil
belajar yang di inginkan sesuai dengan tujuan. Keempat, didesain sesuai
dengan kegunaan untuk memperoleh hasil yang di inginkan. Kelima, dibuat
seandal mungkin sehingga mudah di interpretasikan dengan baik.[5]
Dari
kesemua kriteria diatas yang paling penting adalah, proyek yang dilaksanakan
oleh siswa tidak terlalu memberatkan dan membebani siswa, justru dapat menarik
hasrat siswa untuk semakin menikmati proyek yang sedang dijalankan dalam
mendapatkan hasil yang maksimal dan bermafaat besar bagi dirinya dalam
kehidupan sehari-hari.
B.
PENGEMBANGAN PENILAIAN PROYEK
Dalam
proses pembelajaran tentunya tidak semua bentuk penilaian akan cocok dengan
materi atau kompetensi yang akan dicapai. Akan tetapi sebisa mungkin bentuk
penilaian yang digunakan dapat mencakup tiga ranah kompetensi, yaitu kognitif,
afektif, dan psikomotorik. Dengan begitu, penilaian yang dilakukan oleh guru tidak hanya
tepat tetapi juga lebih komprehensif. Dan dari beberapa jenis penilaian yang
telah diungkapkan diatas salah satu jenis penilaian yang cukup
komprehensif mencakup ketiga ranah tersebut adalah penilaian proyek (Project Work). Penilaian proyek memberikan kesempatan kepada siswa untuk
seoptimal mungkin dapat mengembangkan kemampuan mereka dalam memahami konsep
sampai dengan aplikasi bahkan menciptakan. Dalam penilaian proyek guru dapat
menilai siswa secara individu maupun kelompok. Sikap siswa terhadap proses
pembelajaran juga dapat lebih terpantau.
Pelaksanaannya
penilaian proyek dapat dilakukan oleh siswa secara individu atau kelompok.
Penilaian proyek umumnya dilakukan dengan mengikuti beberapa tahap dalam
pelaksanaannya yang meliputi, perencanaan, pengumpulan data, pengorganisasian,
pengolahan data, dan penyajian data atau presentasi.
Dalam
materi pendidikan agama Islam, materi yang di jadikan sebagai bahan dalam penilaian
proyek adalah materi pendidikan Islam pada tingkat SMA kelas XII pada Setandar
Kompetensi “Memahami Hukum Islam tentang hukum keluarga”. Dari materi tersebut
banyak bercabang sub pokok pembahasan yang bisa dijadikan sebagai bahan proyek
bagi siswa.
Sebagai
contoh Sub pembahasan yang dijadikan sebagai bahan proyek dari setandar
kompetensi tersebut adalah “Hukum Perceraian”. Prolog guru yang disampaikan
kepada siswa terkait masalah tersebut adalah banyak diberitakan dalam surat
kabar maupun media massa dari tahun ketahun, problem perceraian di Indonesia
semakin meningkat jika dibanding dengan pada tahun-tahun sebelumnya. Menurut
surat kabar harian Republika, pada 10 tahun terakhir angka perceraian semakin
meningkat sampai 70 persen, pada tahun 2010 angka perceraian sebanyak 285.184 kasus
di seluruh Indonesia.[6]
Dari sinilah maka tugas proyek dari siswa untuk bisa mengungkap apa penyebab
perceraian yang semakin meningkat di Indonesia dengan arahan atau panduan yang
diberikan oleh guru untuk mendapatkan jawaban dari usaha siswa dalam tugas
proyeknya terhadap masalah tersebut. Maka proyek semacam ini membutuhkan
rentang waktu tertentu dalam menyelesaikannya. Adapun tahap-tahapannya adalah :
1.
Pada
tahap pelaksanaan siswa dituntut untuk merumuskan pokok permasalahan yang
nantinya akan diteliti atau diamati. Selain itu, pada tahap perencanaan ini
siswa juga membuat jadwal pelaksanaan proyek, tempat/lokasi, alat dan bahan,
dan lainnya sesuai dengan instruksi dari guru pembimbing. Setelah pokok masalah
dirumuskan langkah selanjutnya adalah pelaksanaan proyek. Pada tahap ini siswa
dapat terjun ke lapangan atau masuk dalam setting
sosial tertentu untuk mengamati dan menghimpun data. Pengumpulan data akan tergantung
dengan masalah pokok dalam proyek, apakah proyek di fokuskan pada proses atau
produk. Langkah selanjutnya adalah pengorganisasian.
2.
Maksud
dari pengorganisasian disini adalah data yang telah dihimpun dari lapangan
kemudian dikelompokkan sesuai dengan pokok-pokok masalah dalam proyek tersebut.
Tahap selanjutnya, setelah data terhimpun dan dikelompokkan kedalam pokok-pokok
masalah maka data-data tersebut di interpretasikan atau dianalisis, tahapan ini
dinamakan pengolahan data. Dan setelah data dianalisis sampai pada pengambilan
kesimpulan langkah selanjutnya adalah menyusun laporan atau penyajian data.
3.
Pada
tahap penyajian data atau penulisan laporan proyek ini setidaknya mengikuti
sistematika penulisan yang terdiri dari; 1) Pendahuluan, memuat dasar pemikiran
dan strategi menjawab masalah. 2) Pengumpulan data, apa data utama dan
antisipasi kesulitan. 3) Bagian inti/pembahasan, temuan utama, minimal 3 sub
bagian. 4) Kesimpulan, menjawab apa, mengapa, dan bagaimana. 5) Daftar bacaan,
berisi sumber-sumber bacaan yang relevan dengan masalah proyek. 6) Lampiran.
Setelah
siswa menyelesaiakan semua hasil proyeknya terkait masalah perceraian, maka
selanjutnya adalah mencoba dipresentasikan hasil karya mereka untuk mengatui
sejauh mana hasil pemahaman mereka dalam memaknai arti sebuah pernikahan,
akibat dari perceraian.
Dalam
materi pendidikan agama Islam yang diberikan kepada siswa, proyek yang
diberikan adalah bersifat kelompok, sehingga dengan adanya kelompok yang
terdiri dari beberapa siswa tersebut dapat terjalin kerjasama dalam memecahkan
masalah dan pembagian tugas-tugas yang berhubungan dengan masalah yang akan
diselesaikan.
C.
TEKNIK SKORING PENILAIAN PROYEK
Setelah
usaha yang dilakukan oleh tiap-tiap kelompok dalam meyelesaikan masalah yang
diberikan oleh guru terkait materi pendidikan agama Islam, selanjutnya adalah
siswa memberikan atau menyerahkan hasil dari pekerjaan yang sudah diselesaikan
dalam periode tertentu tersebut.
Dalam
melakukan penilaian proyek, dalam hal ini guru perlu memperhatikan beberapa
hal, diantaranya : pertama, Kemampuan pengolahan, yaitu kemampuan
peserta didik dalam memilih topik, mencari informasi, mengelola waktu dalam
pengumpulan data serta penulisan laporan. Kedua, Relevansi, kesesuaian
mata pelajaran dengan mempertimbangkan tahapan pengetahuan, pemahaman, dan
keterampilan dalam pembelajaran. Ketiga, Keaslian, proyek yang dilakukan
peserta didik adalah hasil karya mereka, dengan mempertimbangkan kontribusi
guru berupa petunjuk, arahan serta dukungan proyek kepada peserta didik.
Untuk
mendapatkan hasil yang optimal dalam pelaksanaan penilaian proyek dalam hal ini
guru sangat berperan dalam membimbing siswa baik bekerja secara individu maupun
kelompok. Bimbingan guru sangat diperlukan mulai dari tahap awal siswa akan
menentukan topik dalam tugas proyek mereka sampai dengan pembuatan laporan.
Hasil
yang diselesaikan oleh siswa kemudian akan diberikan nilai atau skor, yang
sebelumnya sudah dipersiapkan oleh guru sesuai dengan kriteria-kreteria dari
tugas yang diberikan oleh guru. Adapun teknik yang digunakan oleh guru dalam
memberikan skor pada hasil tugas siswa adalah dengan daftar cek atau skala
penilaian.[7]
Bentuk
kerja yang dinilai sebagai hasil usaha siswa adalah proses proyek yang
berlangsung. Diantaranya :
Contoh penilaian proyek
No
|
Aspek
|
Skor
|
||||
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
||
1
|
Perencanaan :
a.
Persiapan
b.
Rumusan
judul
|
|
|
|
|
|
2
|
Pelaksanaan
a.
Sistematika
penulisan
b.
Keakuratan
sumber data/informasi
c.
Kuantitas
sumber data
d.
Analisis
data
e.
Penarikan
kesimpulan
|
|
|
|
|
|
3
|
Laporan proyek
a.
Performans
b.
Presentasi
dan penguasaan
|
|
|
|
|
|
|
Total skor
|
|
|
|
|
|
Dengan
contoh tabel diatas, dari poin aspek yang dinilai disesuaikan dengan proyek dan
kondisi siswa. Sedangkan pada kolom skor, siswa diberikan skor sesuai dengan
ketepatan dan kelengkapan hasil proyek yang dilakukan siswa dengan
sebelumnyadipersipakan terlebih dahulu oleh guru. Semakin tinggi skor yang
didapat, maka semakin baik pula hasil proyek yang dilakukan oleh siswa.
Selanjutnya
setelah point-point yang akan dinilai oleh gur sudah dipersiapkan, selanjutnya
adalah meracang krtteria-kriteria penilaian dari setiap point yang akan di
bidik oleh guru. Sebagai contoh adalah sebagai berikut :
Rubrik Penyelesaian Proyek
Komponen yang dinilai
|
Kriteria
|
Skor
|
Topik
|
Sesuai materi pembelajaran, orisinal, konstektual
|
5
|
Sesuai materi pembelajaran, orisinal, tidak konstektual
|
4
|
|
Sesuai materi pembelajaran, tidak orisinal, konstektual
|
3
|
|
Sesuai materi pembelajaran, tidak orisinal, tidak konstektual
|
2
|
|
Tidak sesuai materi pembelajaran, tidak orisinal, tidak
konstektual
|
1
|
|
Diagram Proyek
|
Mencerminkan hubungan, ada peluang penemuan
|
5
|
Mencerminkan hubungan, tidak ada peluang penemuan
|
4
|
|
Kurang mencerminkan hubungan, ada peluang penemuan
|
3
|
|
Kurang mencerminkan hubungan, ada peluang penemuan
|
2
|
|
Tidak membuat diagram
|
1
|
|
Tahapan proses Proyek
|
Lengkap, sistematis, metodologis
|
5
|
Lengkap, kurang sistematis, metodologis
|
4
|
|
Lengkap, sistematis, kurang metodologis
|
3
|
|
Lengkap, kurang sistematis, kurang metodologis
|
2
|
|
Kurang lengkap, kurang sistematis, kurang metodologis
|
1
|
|
Monitoring
|
Sesuai tahapan proyek, jadwal jelas, ada lembar kemajuan
|
5
|
Sesuai tahapan proyek, jadwal jelas, tidak ada lembar kemajuan
|
4
|
|
Sesuai tahapan proyek, jadwal tidak jelas, ada lembar kemajuan
|
3
|
|
Sesuai tahapan proyek, jadwal tidak jelas, tidak ada lembar
kemajuan
|
2
|
|
Tidak sesuai tahapan proyek
|
1
|
Selanjutnya,
setelah mendapatkan hasil dari setiap individu atau kelompok nilai atau skor
kemudian diolah menjadi nilai baku untuk menentukan keberhasilan dari tiap
siswa. Dari contoh tabel diatas, jika skor tertinggi adalah 5 dan skor terendah
adalah 1, maka jika yang di yang dibidik ada 4 komponen nilai maksimal yang
didapat adalah 20 dan nilai terendah adalah 4 dain rentang nilai itulah yang di
gunakan oleh guru untuk menentukan keberhasilan dari siswa dalam proyeknya.
Sehingga
sebagai guru bisa menggunakan 3 kriteria dari hasil yang diperoleh oleh siswa,
yaitu kurang baik, baik dan sangat baik. Sebagai mana bisa digambarkan :
Skor
|
Keterangan
|
1-7
|
Kurang baik
|
8-14
|
Baik
|
15-20
|
Sangat baik
|
Sebagai
contoh dari hasil beberapa kelompok setelah menyelesaikan proyeknya diberikan
nilai oleh guru sebagai berikut :
Tabel Hasil Pengolahan Nilai Proyek
Nama
kel
|
Skor
Aspek
|
Total
|
Rata-rata
|
Keterangan
|
||
Perencanaan
|
Pelaksanaan
|
Lap.
proyek
|
||||
Kelompok 1
|
20
|
18
|
19
|
57
|
19
|
Sangat baik
|
Kelompok 2
|
15
|
17
|
16
|
48
|
16
|
Sangat baik
|
Kelompok 3
|
18
|
19
|
18
|
55
|
18
|
Sangat baik
|
Kelompok 4
|
10
|
15
|
16
|
41
|
14
|
Baik
|
Kelompok 5
|
15
|
14
|
16
|
45
|
15
|
Sangat baik
|
Melihat
dari hasil di atas, maka bisa dikatakan bahwa keberhasilan dari siswa dalam
proyeknya hasil yang didapatkan berhasil dengan baik, hal ini di karenakan
peran siswa dan guru saling mendukung. Guru selalu membimbing dan merangsang
siswa agar semangat dan sungguh-sungguh dalam mengerjakan, dan siswa juga
termotivasi untuk menyelesaikan proyeknya dengan sngguh-sunguh maka hasil yang
didapatkan bisa langsung dirasakan oleh siswa beserta manfaatnya.
D.
PENUTUP
Dalam
melakukan penilaian proyek, dalam hal ini guru perlu memperhatikan beberapa
hal, diantaranya : pertama, Kemampuan pengolahan, yaitu kemampuan
peserta didik dalam memilih topik, mencari informasi, mengelola waktu dalam
pengumpulan data serta penulisan laporan. Kedua, Relevansi, kesesuaian
mata pelajaran dengan mempertimbangkan tahapan pengetahuan, pemahaman, dan
keterampilan dalam pembelajaran. Ketiga, Keaslian, proyek yang dilakukan
peserta didik adalah hasil karya mereka, dengan mempertimbangkan kontribusi
guru berupa petunjuk, arahan serta dukungan proyek kepada peserta didik.
Ketiga
komponen di atas merupakan hal yang sangat penting untuk menunjukkan hasil proyek
siswa adalah benar-benar merupakan hasil kerja kerasnya. Dalam hal ini faktor
guru sangat penting untuk selalu memonitoring kerja siswa dalam menyelesaikan
kerja proyeknya sehinga hasilnyapun bisa reliabel dan akuntabel.
Penilaian
berbasis kelas yang berbentuk proyek ini merupakan salah satu dari
bermacam-macam bentuk penilaian yang ada, penilaian proyek tidak bisa
diterapkan dalam semua materi pendidikan agama Islam, melainkan hanya
materi-materi tertentu yang bisa menggunakan bentuk penilaian proyek. Guru
dituntut untuk seselektif mungkin dari berbagai materi dalam pendidikan Islam
yang cocok untuk menggunakan bentuk penilaian ini. Karena proyek ini
membutuhkan satu periode waktu tertentu. Karena jika sampai tidak cocok justru
bisa membingungkan siswa dan tujuan yang di inginkan tidak tercapai.
[1] Menurut
Soekartawi, proyek adalah suatu aktifitas yang melibatkan modal dan sumberdaya
untuk invest asi yang dioperasikan pada waktu tertentu guna mencapai keuntungan
atau manfaat pada kelompok sasaran (target group) yang tertentu pula
lihat Soekartawi, Monitoring dan Evaluasi Proyek Pendidikan (Jakarta: PT
Dunia Pustaka Jaya, 1995), 16
[2] Asep Jihad,
Abdul Haris, Evaluasi Pembelajaran (Yogyakarta : Multi Pressindo,
2009),109
[3] Mimin Haryati,
Model dan Teknik Penilaian Pada Tingkat
Satuan Pendidikan, cetakan keenam, (Jakarta : Gaung Persada Press, 2010),
90
[4] Zaenal Arifin,
Evaluasi Pembelajaran Prinsip Teknik Prosedur, (Bandung : PT Remaja
Rosdakarya, 2009),89
[5] M.
Ngalim Purwanto, Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran,
(Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2000), 23-25
[6] http://www.republika.co.id/berita/nasional/umum/12/01/24/lya2yg-angka-perceraian-pasangan-indonesia-naik-drastis-70-persen, di akses pada
29 Oktober 2012
[7] Sudaryono, Dasar-Dasar
Evaluasi Pembelajaran, (yogyakarta: Graha ilmu, 2012),89
Tidak ada komentar:
Posting Komentar